13 Fakta Nyi Ageng Serang Seorang Panglima Perang Paling Tangguh
Nyi Ageng Serang memiliki nama lahir asli adalah Raden Ajeng Kustiyah Wulaningsih Retno Edhi. Beliau yaitu tokoh hero perempuan di Indonesia pada kurun penjajahan Hindia Belanda. Beliau ialah putri dari Pangeran Natapraja yang ialah penguasa Kerajaan Mataram dari Serang yang kini kawasan perbatasan Purwodadi dan Sragen, Banten, Jawa Tengah.
Beliau juga adalah cucu dari Panglima Perang Sultan Hamengku Buwono I. Meski dia keturunan seorang aristokrat, ia mulai dari kecil telah dekat dengan rakyat. Nyi Ageng Serang masih mempunyai ikatan darah dengan Sunan Kalijaga. Beliau juga merupakan nenek dari Ki Hajar Dewantara.
Nyi Ageng Serang namanya hampir terlupakan alasannya adalah namanya tidak sepopuler nama-nama tokoh pendekar yang lain mirip Hj. Rangkayo Rasuna Said, Nyai Hj. Siti Walidah Ahmad Dahlan, Cut Nyak Meutia, Dewi Sartika, Cut Nyak Dhien, dan Raden Ajeng Kartini. Meski begini, ia sungguh berjasa bagi negeri ini. Untuk mengingat semua jasanya, warga Kulon Progo mendirikan patung dirinya sedang menunggangi kuda sambil membawa tombak dengan gagah berani.
Menyimpang dari adab Jawa yang masih kental, dia yakni seorang wanita yang bersungguh-sungguh berlatih latihan kemiliteran dan mencar ilmu taktik perang bersama dengan para prajuritnya. Beliau sering ikut ayahnya ke medan perang untuk melawan penjajah.
Semangat mengusir penjajah menjadi lebih membara dikala kakaknya meninggal alasannya membela Pangeran Mangkubumi melawan Paku Buwana I yang dibantu Belanda. Setelah ayahnya wafat, ia diangkat menjadi penguasa Serang berikutnya. Kemudian ia diberi gelar Nyi Ageng Serang karena menjadi penguasa Serang.
Hal yang paling mencolokdari ia adalah keterampilan krida perang, serta bakir dan bijaksana menjadi pemimpin. Hal ini mengakibatkan beliau contoh acuan untuk semua rakyatnya. Beliau juga taat beragama terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Beliau juga bisa berperan selaku hero dan ibu rumah tangga serta seorang ibu. Beliau memiliki jiwa patriotisme dan nasionalisme yang tinggi untuk Indonesia. Beliau tergolong tokoh wanita dunia Islam, perempuan besar lengan berkuasa di Indonesia, dan tokoh wanita paling besar lengan berkuasa di dunia yang dimiliki Indonesia.
Menurut beliau, selama masih ada penjajah di tanah air penduduk mesti siap bertempur melawan penjajah semoga tanah air mampu terbebas dari penjajah. Karena hal ini, dia melatih semua rakyatnya untuk berperang. Hal ini memiliki kegunaan untuk menghalau para penjajah di tanah air.
Sayangnya, hal ini dikenali Belanda alasannya pos pertahanan Pangeran Natapraja diserbu secara datang-tiba oleh mereka dengan kekuatan tentara yang besar lengan berkuasa. Namun, pihak Serang tetap melaksanakan perlawanan dan terjadilah pertandingan sengit yang menjadikan kakak pria ia gugur di pertempuran.
Karena jumlah dan kekuatan Belanda jauh lebih besar, sedangkan teman seperjuangannya yakni Pangeran Mangkubumi tidak menolong lagi sebab mengadakan perdamaian dengan Belanda menurut kesepakatanGiyanti. Karena Pangeran Mangkubumi sudah tidak berpihak dengan dia, pasukan Serang banyak yang gugur. Meski pasukannya banyak yang gugur, beliau tetap melakukan perlawanan walaupun karenanya Belanda sukses menangkapnya. [AdSense-B]
Semasa dia memimpin, tak sedikit rakyatnya yang mengalami kelaparan akhir ulah Belanda. Beliau senantiasa membagi-bagikan masakan ke rakyatnya untuk mengurangi kesengsaraan rakyatnya dan melakukan perlawanan fisik untuk menghalau Belanda dari Serang.
Pada perang Diponegoro di tahun 1825, Beliau bersama dengan pasukannya serta menantunya yang bernama Raden Mas Pak-Pak ikut berperang bersama Diponegoro. Karena usianya yang telah senja yakni 73 tahun, ia memimpin pasukannya di atas tandu. Setelah 3 tahun menolong perang Diponegoro, dia mundur dari perang sebab kekuatan fisiknya telah tidak besar lengan berkuasa dan menantunya menggantikan pasukannya.
Pada tahun 1828, beliau menghebuskan nafas terakhir di usianya yang ke-76 tahun di Yogyakarta dan dimakamkan di Kalibawang, Kulon Progo. Atas jasanya, beliau dinobatkan menjadi hero nasional berdasarkan SK Presiden RI No 084/TK/1974. [AdSense-A]
Adapun 10 fakta ihwal ia ialah selaku berikut :
1. Nyi Ageng Serang Bukan Nama Asli
Nama “Nyi Ageng Serang” diberikan dikala ia menjabat selaku pemimpin Serang. Nama lahir beliau yakni Raden Ajeng Kustiyah Wulaningsih Retno Edhi.
2. Keturunan Raja
Nyi Ageng Serang adalah puteri dari Pangeran Natapraja yang merupakan penguasa Kerajaan Mataram dari Serang, Banten, Jawa Tengah.
3. Cucu Kesultanan Yogyakarta
Nyi Ageng Serang ialah cucu dari Panglima Perang Sultan Hamengku Buwono I.
4. Ada Hubungan Darah Dengan Wali Songo
Nyi Ageng Serang masih berafiliasi darah dengan salah satu wali songo adalah Sunan Kalijogo.
5. Nenek Seorang Pahlawan
Ki Hajar Dewantara yaitu cucu dari perempuan ahli ini.
6. Didirikan Patung Untuk Beliau
Untuk mengenang jasanya, dibuatkanlah patung dia dikala menunggang kuda dan memegang tombak dengan gagah oleh warga Kulon Progo.
7. Seorang Perempuan Yang Rajin
Nyi Ageng Serang adalah perempuan yang rajin berlatih militer dan belajar ihwal srategi perang bareng prajuritnya.
8. Seorang Perempuan Pemberani
Nyi Ageng Serang adalah perempuan yang pemberani terbukti beliau selalu terjun ke medan perang bareng ayahnya.
9. Menjadi Penguasa Serang
Setelah ayahnya wafat, ia diangkat menjadi penguasa Serang dan namanya menjelma Nyi Ageng Serang.
10. Pemimpin Yang Dermawan
Saat beliau menjadi pemimpin, rakyatnya mengalami kelaparan sehingga dia membagi-bagikan masakan kepada rakyatnya.
11. Membantu Perang Pangeran Diponegoro
Nyi Ageng Serang bareng dengan menantunya yang bernama Raden Mas Pak-Pak menolong perang Pangeran Diponegoro pada tahun 1825.
12. Dinobatkan Menjadi Pahlawan Nasional Indonesia
Atas jasanya, ia dinobatkan menjadi hero nasional berdasarkan SK Presiden RI No 084/Taman Kanak-kanak/1974.
Semoga profil beliau mampu memberi inspirasi kita semua.